Selasa, 14 Agustus 2012

IBU

Barusan baca bbm group ada teman yang posting sebuah cerita berjudul "Fenomena Paling Mengharukan di Pengadilan Saudi Arabia" yang mengisahkan sosok seseorang yang amat sangat berjasa dan berarti dalam kehidupan kita selama ini ~sangat menyentuh~, begini ceritanya :

Di salah satu Pengadilan Qasim, berdiri Hizan Al Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran sehingga membasahi janggutnya!!! Kenapa?

Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya...

Tentang apakah perseteruannya dengan saudaranya itu??? Tentang tanah warisan kah??? atau warisan lain yang mereka saling perebutkan???

Bukan karena itu semua!!! Ia kalah terhadap saudaranya terkait siapa yang akan merawat Ibunya yang sudah tua renta dan bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput. Seumur hidupnya sang Ibu tinggal dengan Hizan yang selama ini menjaga dan merawatnya. Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yang tinggal di kota lain untuk membawa sang Ibu agar tinggal bersamanya dengan alasan fasilitas kesehatan dan lain-lain di kota jauh lebih lengkap daripada di desa. Namun Hizan menolak dengan alasan selama ini ia mampu untuk menjaga Ibunya. Perseteruan ini tidak berhenti sampai disini namun hingga berlanjut ke pengadilan.

Sidang demi sidang dilalui, hingga sang hakim pun meminta agar sang Ibu dihadirkan dihadapan Majelis. Kemudian kedua bersaudara ini pun membopong Ibu mereka yang sudah tua renta yang beratnya sudah tidak sampai 40 Kg ke hadapan Majelis Hakim. Majelis hakim bertanya kepada sang Ibu : "Siapa yang lebih berhak tinggal bersama Ibu?"  Sang Ibu memahami pertanyaan majelis hakim, beliau pun menjawab sambil menunjuk ke Hizan, "ini mata kananku!" kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata "ini mata kiriku!" Majelis hakim berfikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada Adik Hizan berdasarkan kemaslahatan bagi si Ibu.

Betapa mulia Air Mata yang dikucurkan Hizan, air mata penyesalan karena tidak bisa merawat dan menjaga Ibunya lagi tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya!!! Serta betapa terhormat dan agungnya sang Ibu yang diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti ini.

Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang Ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi Ratu dan Mutiara termahal bagi anak-anaknya. Ini adalah pelajaran mahal tentang Berbhakti, tatkala Durhaka sudah menjadi Budaya.
Sembah Sungkemku untuk Ibuku Tercinta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar